Senin, 24 Mei 2010

Juragan bra dan pengusaha biro perjalanan

Dengan segala kemampuan dan kegigihanya, Jefri yang sekarang telah mempunyai usaha biro perjalanan, terus merangsek ke pusat grosir dunia. Jefri yang kelahiran bukit tinggi pada 27 tahu lalu, pada mulanya ia adalah pedagang produk pakaian dalam wanita -bra, celana dalam, korset dan sejenisnya. Sewaktu lulus sma ia berfikir bagaimana caranya untuk melanjutkan studi ke universitas, sedangkan tidak ada biaya, karena orang tuanya bukan orang berada. Namun ia tetap mengikuti SPMB, yang kemudian diterima difakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang.
Maka akhirnya dengan modal tekad dan kepercayaan dari kakak sepupunya, ia mendapat kredit 1 minggu, yang harus dibayar seminggu kemudian.
Dengan bakat yang dimilikinya, hari pertama ia langsung memasok ke toko-toko grosir dan juga memasarkan kepedagang eceran kaki lima, sehingga ia mendapat margin yang besar. Bahkan di kampus pun ia tidak ragu, untuk menawarkan kepada teman kuliahnya.

Walau sibuk mengurusi usahanya, ia tetap mampu menyelesaikan kuliahnya dalam waktu 3,5 tahun, dengan ipk 3,3. Dan disela- sela kesibukan tersebut ia masih bisa kursus bahasa inggris. Yang merupakan modal penting dalam menghadapi persaingan global. Setelah tamat kuliah tahun 2004, ia masih membatu kakaknya berdagang di pasar Aur kuning, Bukit tinggi. Namun sambil membantu kakaknya itu pula ia mempelajari potensi-potensi yang ada di pasar tersebut.
Akhirnya pada tahun 2006, ia membangun usahanya sendiri dengan nama Bonita. Namun modal yang Jefri miliki tidak banyak, maka usaha barunya itu dengan hanya menjadi subagen penjualan tiket. Setelah setahun menjadi subagen, akhirnya pada april 2007 ia menggandeng kakaknya mendirikan perseroan terbatas, sebagai syarat untuk menjadi agen resmi.
Akan tetapi dengan modal yang terbatas pula, ia hanya bisa mengajukan agen satu demi satu maskapai, mulai dari Mandala Airlines, lalu Batavia Air, hingga kini Garuda Indonesia, telah mempercayakan penjualan tiket kepada Bonita. Karena dia melihat pada bisnis ini masih sangat potensial untuk digali, ia berniat mengembangkan layanan jasa pengiriman, seperti kargo dan titipan kilat. Dan layanan ini pun sudah dirintisnya di kantor barunya di Pasar Tanah Abang Blok A. Bahkan ia masih mempunyai niat masuk ke usaha penukaran uang (money changer).
Ia pun masih memiliki angan "impian terbesar saya adalah membangun perusahaan penerbangan Bonita Air". Seiring dengan itu "Doakan agar semua usaha ini bisa berhasil," katanya.



RHENALD KASALI, 2010, WIRAUSAHA MUDA MANDIRI, Ketika Anak Sekolahan Berbisnis
PT. GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA, JAKARTA.

Minggu, 23 Mei 2010

Maraup uang dari hobi

Pada awal mulanya saya yang bernama edwin agus, biasa dipanggil ewin, yang juga membuat blog ini ingin menceritakan usaha yang saya kelola pada saat ini.
Saya yang sekarang masih sebagai mahasiswa fakultas Ilmu Komputer, universitas Gunadarma, sedang menjalankan usaha sablon yang dikelola bersama oleh 4 orang teman saya. Mulanya memang saya dan teman saya, sebut saja Nuki, memang hobi menggambar. Hobi tersebut juga kami realisasikan pada sepatu, mulanya sepatu kami sendiri kami gambar, lalu karena mungkin menarik, maka ada teman-teman yg juga ingin sepatunya digambar, namun pada saat itu kami berdua tidak mengambil untung, tpi hanya untuk membeli kembali bahan seperti cat dan spidol, yang digunakan untuk menggambar.
Setelah lulus saya yang masih sering bertemu dengan teman saya, yang ber empat tdi, akhirnya terbesit membuat baju dengan kreasi sendiri, karena kami pikir baju-baju yang dipakai oleh anak-anak muda saat ini harganya sangat mahal. Maka dari itu yang awalnya hanya omongan biasa, akhirnya muncul kesepakatan ingin membuat usaha sablon. Akhirnya kami pun patungan, dan terkumpul 500ribu.
Kemudian kami pun mulai mencari tempat menjual alat dan bahan sablon, sekaligus mencari tempat menjual baju-baju polos. Setelah mendapat tempat untuk membeli alat dan bahan sablon, kami membeli alat dan bahan seperlunya, dan minta kepada pemilik agar diajarkan awal memindahkan gambar kedalam cetakan sablon, karena pada saat itu kami belum mengerti apa-apa tentang cara-cara menyablon. Setelah berjalan dan memulai penyablonan sampai saat ini akhirnya banyak ilmu yang kami dapat, karena pada ketika awal menyablon banyak kesalahan yang kami masih belum mengerti.
Walaupun pada saat ini usaha yang kami jalani ini belum terlihat hasilnya, namun kami yakin usaha yang kami buat ini akan berkembang karena melihat peluang yang ada masih sangat terbuka.

Maraup uang dari hobi

Pada awal mulanya saya yang bernama edwin agus, biasa dipanggil ewin, yang juga membuat blog ini ingin menceritakan usaha yang saya kelola pada saat ini.
Saya yang sekarang masih sebagai mahasiswa fakultas Ilmu Komputer, universitas Gunadarma, sedang menjalankan usaha sablon yang dikelola bersama oleh 4 orang teman saya. Mulanya memang saya dan teman saya, sebut saja Nuki, memang hobi menggambar. Hobi tersebut juga kami realisasikan pada sepatu, mulanya sepatu kami sendiri kami gambar, lalu karena mungkin menarik, maka ada teman-teman yg juga ingin sepatunya digambar, namun pada saat itu kami berdua tidak mengambil untung, tpi hanya untuk membeli kembali bahan seperti cat dan spidol, yang digunakan untuk menggambar.
Setelah lulus saya yang masih sering bertemu dengan teman saya, yang ber empat tdi, akhirnya terbesit membuat baju dengan kreasi sendiri, karena kami pikir baju-baju yang dipakai oleh anak-anak muda saat ini harganya sangat mahal. Maka dari itu yang awalnya hanya omongan biasa, akhirnya muncul kesepakatan ingin membuat usaha sablon. Akhirnya kami pun patungan, dan terkumpul 500ribu.
Kemudian kami pun mulai mencari tempat menjual alat dan bahan sablon, sekaligus mencari tempat menjual baju-baju polos. Setelah mendapat tempat untuk membeli alat dan bahan sablon, kami membeli alat dan bahan seperlunya, dan minta kepada pemilik agar diajarkan awal memindahkan gambar kedalam cetakan sablon, karena pada saat itu kami belum mengerti apa-apa tentang cara-cara menyablon. Setelah berjalan dan memulai penyablonan sampai saat ini akhirnya banyak ilmu yang kami dapat, karena pada ketika awal menyablon banyak kesalahan yang kami masih belum mengerti.
Walaupun pada saat ini usaha yang kami jalani ini belum terlihat hasilnya, namun kami yakin usaha yang kami buat ini akan berkembang karena melihat peluang yang ada masih sangat terbuka.

Sabtu, 22 Mei 2010

Pengusaha Kripik pisang ibu Mery

Sinta adalah seorang mahasiswi fakultas ekonomi, Universitas Lampung, Sumatra. Ia juga adalah pemilik usaha keripik pisang ibu Mery, yang beralamat di jl. Pagar Alam no.24, segalamider, tanjung karang barat, Bandar lampung. Bisnis yang dirintisnya diawali dari usaha kecil-kecilan. Bisninya itu juga berawal ketika ia memahami bahwa dia tidak berasal dari keluarga yg berkecukupan. Maka ketika ia duduk dikelas 2 sma, selepas ia pulang sekolah ia bekerja di pabrik keripik pisang.
Selama ia bekerja dipabrik tersebut selama 6 bulan maka ia bertekad mengumpulkan uang hingga 3 juta sebagai modal uasa, karena selain mendapat gaji yang cukup untuk membatu keluarganya, ia juga mendapat ilmu untuk mendapat mengolah pisang, dari mulai memilih pisang yang baik, memotong, menggoreng hingga renyah, hingga memberi variasi rasa.
Uang 3 juta tersebut ia belanjakan sejumlah barang, bahan dasar pisang, namun ia juga memanfaatkan singkong, ubi jalar, talas & sukun, untuk memulai usaha.
Walaupun standar kualitas telah bisa dipenuhinya, namun ia masih sulit untuk memasarkanya.
Akan tetapi berkat bantuan dari saudara & dua temanya, yang juga membantunya dri mulai proses pembuatan hingga kepengemasan, akhirnya produk tersebut dipasarkan dari mulai sekolah-sekolah, toko cemilan hingga toko cindera mata yang biasa dikunjungi wisatan. Berkat keuletan dan ketangguhan untuk mengelola usahanya tersebut, serta dengan beruntung karena lokasi rumah orang tuanya berada persis dipinggir jalan, maka rupiah demi rupiah kembali ia kumpulkan, namun kali ini bukan sebagai modal, melainkan keuntungan. Sinta pun sadar persaingan diantara pengusaha keripik pisang makin keras, maka ia pun berkreasi dengan membuat variasi hingga 9 rasa yang berbeda dari rasa yang standar.
Keberhasilan dan kesuksesan yang ia dapat sekarang tidak lantas membuat dirinya terbuai dan sombong. Ia juga selalu berdoa agar usahanya berjalan lancar, dan ia juga rajin memberikan santunan kepada orang-orang yang membutuhkan. Walaupun bru 3 tahun membuka usaha, namun ia sudah mampu mempekerjakan 13 orang karyawan, yang sebagian adalah tetangganya sendiri. Meski ia telah menjadi jutawan muda, ia tetap tampil sebagai wanita rendah hati yang selalu ingat kepada keluarganya.



RHENALD KASALI, 2010, WIRAUSAHA MUDA MANDIRI, Ketika Anak Sekolahan Berbisnis
PT. GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA, JAKARTA.

Jumat, 21 Mei 2010

DARI GAMBAR MENJADI DOLAR

Ialah seseorang laki-laki yang bernama Wahyu Aditya, yang mempunyai hobi menggambar sejak dari sd, lalu berlanjut hobinya itu hingga ke sma.
Dan ketika sma, dinding sekolah smanya pun ikut digambarnya.
setelah lulus sma, dia menuntut ilmu di advanced Diploma of interactive Multimedia-Kvb Institute of tech, Sydney, australuia.
lalu selepas kuliah dia bekerja d trans tv. sebagai creative designer & animator.
selepas dari trans tv ia memilih bekerja freelance selama 1tahun.
Proyek pertama yang ditanganinya yang kemudian juga menjadi pemenang di acara Video music Indonesia ialah mengerjakan video Padi yang brjudul bayangkalah.
Karena keterampilannya itu pula maka dia membangun lembaga kursus animasi bernama "HelloMotion" yang berbekal dari uang pinjaman bang sebesar 400 juta.
Dengan niat yang sederhana " Biar orang sekolah di indonesia, tak harus diluar negeri".
Dan walaupun ketika awal berdiri sekolah itu tidak mendapatkan untung malah rugi 11%, namun dari kegigihanya secara terus menerus mempromosikan sekolahnya tersebut, kini dia bisa memperoleh keuntunga modal sebesar 18% per tahun.

sumber: Rhenald kasali,2010,Wirausaha mandiri, ketika anak sekolah berbisnis, PT.GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA,JAKARTA